TEKNIK TRANSFER DAN TRANSMUTASI
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Tharaiq al- Tarjamah”
Di Susun Oleh :
Putri Ningrati D02212026
Safitri Rahmawati D02212028
Dosen Pembimbing:
Mohammad Kholison, M.Pd.I
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap bahas
mempunyai sistem tersendiri, yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini
meniscayakan adanya penyesuain struktur dalam proses penerjemahan. Hal ini
terutama dilakukan ketika penerjemahan tidak menemukan struktur Bahasa Penerima
yang sama dengan struktur Bahasa Sumber.
Dalam
praktiknya penyesuaian struktur ini bisa diwujudkan dengan menerapkan prosedur
transposisi. Transposisi adalah merupakan prosedur penerjemahan yang dilakukan
dengan merupakan asoek gramatikal Bahasa Sumber ke dalam Bahasa Penerima.
Prosedur
transposisi ini terbagi menjadi enam jenis teknik penerjemahan, diantaranya
teknik transfer dan teknik transmutasi. Akan kami kupas dalam makalah ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan Teknik Transfer?
2.
Bagaimana
karakteristik pemakaian teknik transfer?
3.
Apa
yang dimkasud dengan teknik transmutasi dan bagaimana karakteristik pemakaian teknik transmutasi?
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Newmark, Transposisi
merupakan prosedur penerjemahan yang berkenaan dengan perubahan aspek
gramatikal dari Bahasa Sumber (BS) ke Bahasa Penerima (BP). Sedangkan menurut
Kridalaksana, Transposisi adalah proses atau hasil perubahan fungsi atau kelas
kata tanpa penambahan apa-apa[1]. Dari dua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan Transposisi adalah bentuk-bentuk perubahan fungsi sintaksis dan kategori
dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Dalam Bahasa Arab, istilah sintaksis
merujuk pada tugas yang senantiasa dilakukan oleh suatu unsur linguistik dalam
sebuah kalimat. Misalnya, fungsi naat (sifat) yang bertugas menyifati man’ut
(yang disifati) dan khabar (predikat) menerangkan mubtada’ (subjek).
Dalam proses penerjemahan, pemahaman
penerjemah atas hubungan fungsional antara unsur-unsur sintaksis dan kategori
kata sangat berperan dalam mengungkapkan makna dan maksud penulis dalam nas
Bahasa Penerima. Newmark juga menegaskan, bahwa ketika penerjemah
merekonstruksi struktur, mungkin penerjemah juga harus mentransposisikan
unsur-unsur frase dan klausa ke dalam struktur Bahasa Penerima. Hal ini
mengakibatkan terjadinya transposisi fungsi dan kategori dalam suatu kalimat.
Dalam Bahasa Indonesia,
fungsi-fungsi diatas berupa subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel), dan keterangan (K). Sedangkan yang dimaksud kategori ialah nomina (N),
verba (V), pronomina (Pro), numeralia (Num) dan kata sarana (KS)
A. Pengertian Teknik Transfer
Teknik
transfer merupakan cara penerjemahan dengan mengalihkan fungsi sintaksis,
kategori dan kata sarana dari Bahasa Sumber (BS) ke Bahasa Penerima (BP).
Seperti dengan penerjemahan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia, pengalihan
itu dapat diterapkan terhadap pola S-P = S-P, P-S = P-S, KS+P = KS+P, N = N, FN
= FN, V = V, Pro = Pro, KS = KS, KS+KS = KS+KS, dan F = F.[2]
Contoh : Pengalihan fungsi sintaksis dengan pola S-P = S-P dari BS
ke BP :
وَاللهُ عَزِيْزٌ ذُوا انْتِقاَمِ
Wallahu
‘azizun dzun tiqa>m
S +
P + (S) + P
N + A + (N) + FN
Allah Maha Perkasa lagi memiliki (siksa)
S P S+P+O
N + FA +(N)
+ KS + (N) + V + N
B. Karakteristik Pemakaian Teknik
Transfer
Teknik transfer merupakan teknik yang merujuk pada praktik
pengalihan fungsi sintaksis, kategori dan kata sarana dari BS ke BP yang
berlandaskan pada pandangan bahwa ada persamaan kebahasaan antara BS dan BP
(termasuk pada persamaan unit gramatikal).
Menurut Hewson dan Martin, kaum universalis berpandangan bahwa
antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain itu saling berhubungan.
Dengan demikian sebuah penerjemahan dapat dilakukan dengan mentransfer satu
unit bahasa ke bahasa yang lain berdasarkan prinsip kesepadanan.
Penerjemaan teknik transfer ini adalah penerjemahan yang
menitikberatkan pada penerjemahan menggunakan metode harfiah. Hal ini selaras
dengan pengarahan ketua tim penerjemah Al-quran Depag bahwa penerjemahan
sedapat mungkin harus sesuai dengan aslinya.
Pemakain teknik transfer tersebut dibuktikan dengan ditemukannya
pola-pola pengalihan fungsi, kategori dan sarana dari BS ke BP, antara lain:[3]
1)
Transfer
fungsi
Transfer fungsi sintaksis dari BS ke BP ini terlihat pada pola S-P
menjadi S-P dan pola P-S menjadi P-S.
Contoh:
Pola S-P = S-P
وَاللهُ عَزِيْزٌ ذُوا انْتِقاَمِ
Wallahu ‘azizun
dzun tiqa>m
S P (S)
P
N
+ A + (N) + FN
Allah Maha Perkasa lagi memiliki (siksa)
S P S+P+O
N + FA +(N)
+ KS + (N) + V + N
Pengalihan pola ini memiliki
beberapa karakteristik:
Ø Pola S-P hanya terjadi pada kalimat nominal atau jumlah ismiyah
yang berpola S-P.
Ø Predikat kalimat nominal itu dapat berbentuk kata atau frase dengan
kategori apa saja.
Pola P-S = P-S
عَلَينَا فِيْ الْأُمِّيِّيْنَ سَبِيْلٌلّيْسَ
Laisa ‘alaina fi
al-ummiyyi>na sabi>lun
P K S
(KS + FP) +
FP +N
Tidak
ada dosa
bagi kami terhadap orang-orang ummi
P + S +
K +
K
(KS + V) + N + FP + FP
Pengalihan pola ini memiliki
beberapa karakteristik:
Ø
Pengalihan ini hanya dapat
diterapkan pada kalimat nominal BS yang berpola P-S, yaitu kalimat nominal yang
S-nya berupa frase preposisi. Frase inilah yang menuntut pemakaian teknik
transfer karena hampir selalu memunculkan kata ada atau terdapat
dalam terjemahannya, yang kemudian dijadikan P dalam BP.
Ø
Pola ini dapat diterapkan
pada kalimat Verbal Pasif.
Dengan
demikian, penerjemah dapat mengalihkan pola S-P dan P-S Bahasa Arab ke pola S-P
dan P-S Bahasa Indonesia. Pemakaina teknik ini dimungkinkan karena adanya
persamaan struktural antara kalimat noina BA dan BI.
Transfer kategori dari BS ke BP ini terlihat pada pola N menjadi N,
FN menjadi FN, V menjadi V dan Pro menjadi Pro.
Contoh:
Pola N = N
وَاللهُ عَزِيْزٌ ذُوا انْتِقاَمِ
Wallahu ‘azizun dzun tiqa>m
S P (S)
P
N + A + (N)
+ FN
Allah Maha Perkasa lagi memiliki (siksa)
S P S+P+O
N + FA +(N)
+ KS + (N) + V + N
Pemindahan dilakukan jika N dalam BS
berupa nama diri, tempat dan nama-nama lainnya. Hal itu harus dilakukan karena
dalam penerjemahan, nama-nama diri atau tempat termasuk dalam unit penerjemahan
yang harus ditransfer.
Pola FN = FN
مِنْهُ أٰيَاتٌ
مُحْكَمَاتٌ
Minh{u a>ya>tun
muh{kama>tun
P
+ S
FP +
FN
Di
antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat
K +P
+ S
FP +
V + FN berklausa relatif
Pola V = V
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ
بِالْحَقِّ
Nazzala ‘alaika al-kita>ba bil haqqi
P + S + K +
O + K
V + (Pro) + FP + N +
FP
Dia menurunkan
Al-kitab (Al-quran) kepadamu dengan sebenarnya
S
+ P + O +K + K
Pro.
+ V + N +FP + FP
Penerjemahan pola seperti ini terjadi pada kategori Verba yang
menjadi unsur inti dalam sebuah kalimat sehingga bentuknya harus tetap dan
tidak dapat dihilangkan, karena jika Verba ini diubah ke kategori yang lain,
maka akan hilang karakteristiknya sebagai kalimat Verba yang hendak menyatakan
sesuatu.
Pola Pro = Pro
وَلَمْ يُصِرًّوْا عَلَى مَا فَعَلُوْا
Wa lam yu-shirru> ‘ala>
ma> fa’alu>
P + (S) + K (P + S)
(KS + V)
+ (Pro) + FP
Mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu
S + P + O
Pro. + (KS + V) +
FN
Dari beberapa contoh pola diatas, menurut Didawi, seorang
penerjemah dianjurkan untuk menggunakan teknik transfer ini jika struktrur
kalimat BS dan BP ini memiliki persamaan.
3)
Transfer
kata sarana dan fungsi sintaksis
Transfer kata sarana dan fungsi sintaksis dari BS ke BP ini terjadi
pada pola KS+P menjadi KS+P dan pola KS+S menjadi KS+S
Contoh:
Pola KS+P = KS+P
وَلَمْ يُصِرًّوْا عَلَى مَا فَعَلُوْا
Wa lam yu-shirru> ‘ala>
ma> fa’alu>
P + (S) + K (P + S)
(KS + V) + (Pro) + FP
Mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu
S + P + O
Pro. + (KS + V) +
FN
Pengalihan
pola ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
Ø Hanya terdapat pada kalimat Verbal.
Ø Dalam BS, KS itu ditempatkan di depan Verba yang berfungsi sebagai
P, kemudian ditransfer ke BP.
Pola KS+S = KS+S
إِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِأٰيَاتِ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ
Inna al-ladzi>na
kafaru> bi a>ya>tilla>hi lahum ‘adza>bun syadi>dun
S (P
+ S + O) +P (P + S)
(KS + FN (N + V + Pron. +
FP)) + (FP + FN)
Sesungguhnya orang-orang yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah
S ((S) + P + K) +
akan memperoleh siksa yang
berat
pengalihan
pola diatas mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
Ø Pola tersebut terdapat pada kalimat nominal yang berpola S-P.
Ø Dalam BS, KS ditempatkan langsung di depan nomina yang berfungsi
sebagai S, kemudian langsung ditransfer ke BP.
C. Teknik
transmutasi
Transmutasi
adalah teknik penerjemah yang ditetapkan yang diterapkan dengan mengubah pola
urutan fungsi dan kategori sintaksis bahasa arab dalam bahasa Indonesia.
Pengubahan dilakukan dengan cara memindahkan tempat, baik mendahulukan ataupun
mengakhirkan, salah satu unit gramatikal.
Dalam
praktiknya, sebagaimana disebutkan syihabuddin[5], teknik transmutasi ini mempunyai beberapa pola. Pertama,
trasmutasi berpola S-P menjadi P-S. Pemakaian ini misalnya terlihat pada
penerjemah penggalanهُوَ
الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِيْنٍ yang
bermaktub pada surah Al-An’am (6) ayat 2.
Kalimat
nominal yang berpola S-P (subyek-predikat) ini kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan pola P-S (predikat-Subyek), yakni Dialah yang telah
menciptakan kamu dari tanah.
Kedua, transmutasi berpola P-S menjadi S-P. Dalam bahasa arab, pola ini
biasa terjadi pada kalimat verbal aktif. Pola semacam ini tentu saja harus
mengalami penyesuaian dalam bahasa Indonesia. Pola P-S ini lazim menjadi S-P
dalam bahasa indonesia. Sebagai contoh penggalan تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنْ المَضَاجِعِ yang bermaktub dalam surah As-Sajadah
(32)ayat 16, diterjemahkan menjadi “lambung mereka jauh dari tempat tidurnya”.
Ayat tersebut berpola P-S dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan
pola S-P.
Dan ketiga,
transmutasi KS+P menjadi KS+S. Pola ini sesungguhnya merupakan konsekuensi dari
prubahan predikat(P) bahasa sumber menjadi subyek(S) dalam bahasa target. Dalam
bahasa arab, kata sarana(KS) ini menyertai predikat(P), dalam bahasa indonesia,
KS menyertai subyek(S). Dalam surah Al-Anfal (8) ayat 37 terdapat penggalan لِيَمِيْز الله الخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ .
penggalan ini diterjemahkan menjadi supaya allah memisahkan yang buruk dari
yang baik. Terlihat bahwa dalam bahasa arab, KS (ل) menyertai P (ليَمِيْز), dalam bahasa indonesia, KS (supaya) menyertai S (Allah).[6]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teknik transfer merupakan cara penerjemahan dengan mengalihkan
fungsi sintaksis, kategori dan kata sarana dari Bahasa Sumber (BS) ke Bahasa
Penerima (BP). Seperti dengan penerjemahan dari Bahasa Arab ke Bahasa
Indonesia, pengalihan itu dapat diterapkan terhadap pola S-P = S-P, P-S = P-S,
KS+P = KS+P, N = N, FN = FN, V = V, Pro = Pro, KS = KS, KS+KS = KS+KS, dan F =
F.
Ada tiga pola
pengalihan dalam teknik transfer dari BS ke BP, yaitu:
Ø Transfer fungsi sintaksis.
Ø Transfer kategori.
Ø Transfer kata sarana dan fungsi sintaksis
Ada
tiga pola pengalihan dalam tehnik transmutasi dari BS ke BP, yaitu:
Ø trasmutasi berpola S-P menjadi P-S
Ø transmutasi berpola P-S menjadi S-P
Ø transmutasi KS+P menjadi KS+S
DAFTAR
PUSTAKA
Alfarisi, M. Zaka.
2011. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Kridalaksana, Harimurti.
1984. Kamus Linguistik. (Jakarta: PT Gramedia.
Syihabuddin. 2005.
Penerjemahan Arab Indonesia Teori dan Praktek. ( Bandung: Humaniora.
[1]
Harimurti
Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), 199.
[2]
Dr.
Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia Teori dan Praktek, ( Bandung:
Humaniora, 2005), 98.
[3]
Dr.
Syihabuddin, Penerjemahan Arab...................., 96.
[4]
Dr. Syihabuddin, Penerjemahan Arab......, 97.
[5]
Dr. Syihabuddin, Penerjemahan Arab .............., 99.
[6]
M.Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia,(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011),70
putriiiii................ أطلب مقالتك......
BalasHapusتعارف معي...........هههههههههه
BalasHapusputriiiii................ أطلب مقالتك......
BalasHapusmakasih yan mbak, maklahnya bermanfaat banget.. jazakillah,, :) tpi dosen pengampunya ternyata sama, hahaha
BalasHapussuwun yah, wis tak kopas.. tapi masih ada yg kurang.. teknik reduksi dan ekspansinya blm ada... :-)
BalasHapusMaaf ka, arti pro. + KS itu apa ?
BalasHapus