My ProfiLe facebook : poetri arboy twitter : @putri_2206 instagram : @putrii_2206

Senin, 30 Juni 2014


KATA-KATA SERAPAN DARI BAHASA ARAB DALAM BAHASA INDONESIA

Jurnal laporan penelitian Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

ILMU LUGHOH TATHBIQI
Oleh :
Putri Ningrati      D02212026

Dosen Pengampu :

H. Moh. Thohir, S.Ag. M.Pd.

                                         PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2014

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan bahasa yang utama ialah sebagai sarana atau media untuk menyampaikan maksud dan perasaan seseorang kepada orang lain. Sebagai mahluk sosial manusia tidak bisa mengandalkan kemampuannya sendiri. Manusia perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah, jika terjadi kontak bahasa lewat pemakai pasti akan terjadi serap menyerap kata. Dengan adanya proses penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh asing. Peminjaman ataupun penyerapan dari suatu bahasa itu senderi pasti dilatar belakangi oleh berbagai macam faktor. Yang biasanya mengalami perubahan atas proses penyerapan adalah bunyi bahasa dan kosa kata.

Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahsa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian diejaan, ucapan, tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat indonesia untuk memperkaya kosa kata. Setiap masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagsan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu. Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.

Maraknya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tidak Baku Dikalangan Remaja


Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam enggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasaini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul dari pada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat lluas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculny bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut :

1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan oleh Bahasa Gaul

media pembelajaran bahasa arab

http://www.slideshare.net/putri2206/edit_my_uploads

Wali Songo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai dengan abad ke-18H/14M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Dalam literatur yang beredar dan menjadi arus yang bersejarah,masuknya islam ke Indonesia selalu diidentikan dengan penyebaran agama oleh orang Arab,Persia, ataupun Gujarat. Namun dalam sejarah penyebaran agama islam terutama di pulau jawa banyak ditemukan sumber-sumber yang menyatakan bahwa pada masa awal,penyebaran agama islam lebih banyak di pegang peranannya oleh para “wali sembilan” atau yang lebih dikenal dengan “wali songo”. Wali songo adalah simbol penyebaran islam di Indonesia, khususnyad di pulau Jawa. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan kerajaan islam di Jawa, juga mempengaruhi kebudayaan masyarakat serta dakwah. Wali songo tinggal di tiga wilayah penting pantai utara pulau Jawa, yaitu Surabaya – Gresik – Lamongan di Jawa Timur,Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah dan Cirebon di Jawa Barat. Kawasan ini adalah laluan perjalanan dari Surabaya ke Pati-Demak-Kudus-Malang-Surabaya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah metode dakwah walisongo di jawa ? 2. Bagaimana proses penyebaran ajaran islam dan pola apakah yang digunakan Wali Songo ?
BAB II PEMBAHASAN
A.Metode Dakwah Wali Songo Dahulu di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Hindu dan Budha, dan terdapat berbagai kerajaan Hindu dan Budha, sehingga budaya dan tradisi lokal saat itu kental diwarnai kedua agama tersebut. Budaya dan tradisi lokal itu oleh Walisongo tidak dianggap “musuh agama” yang harus dibasmi. Bahkan budaya dan tradisi lokal itu mereka jadikan “teman akrab” dan media dakwah agama, selama tak ada larangan dalam nash syariat. Metode dakwah yang dikembangkan wali songo ialah Wali Songo belajar bahasa lokal,memperhatikan kebudayaan dan adat, serta kesenangan dan kebutuhan masyarakat. Lalu berusaha menarik. Karena masyarakat Jawa sangat menyukai kesenian, maka Walisongo menarik perhatian dengan kesenian, di antaranya dengan menciptakan tembang-tembang keislaman berbahasa Jawa, gamelan, dan pertunjukan wayang dengan lakon islami. Setelah penduduk tertarik, mereka diajak membaca syahadat, diajari wudhu’, shalat, dan sebagainya. Wali songo sangat peka dalam beradaptasi, cara menanamkan akidah dan syariah sangat memperhatikan kondisi masyarakat.

Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab


Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab
Oleh :

Putri Ningrati

Dasar Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab
Kriteria dalam Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab

A.Dasar Pertimbangan dalam Memilih Media Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan di lapangan banyak yang menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain ia merasa sudah akrab dengan media, ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, atau media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa serata menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi.
Dalam menggunakan media pembelajaran seorang guru tidak serta merta dalam menggunakannya, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran. Menurut Soeparno ada tujuh hal yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, yakni:
a Biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai
b Hendaknya memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
c Hendaknya memilih media yang sesuai dengan metode yang dipergunakan.
d Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
e Hendaknya memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, jumlah, usia maupun tingkat pendidikannya.
f Hendaknya memilih media yang sesuai dengan situasi keadaan lingkungan tempat media tersebut dipergunakan
g  Jangan memilih media dengan alasan barang tersebut baru atau barang tersebut satu-satunya yang kita miliki.
Seorang guru juga harus mempertimbangkan dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kelas yakni media yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran atau memperhatikan bagaimana kecocokan media yang akan digunakan dari sudut kemampuan media tersebut untuk menyampaikan komunikasi yang diinginkan.

Positivisme Logis

Positivisme Logis merupakan Aliran pemikiran yang membatasi pikiran pada segala hal yang dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah. Positivisme logis menggunakan teknik analisis untuk 2 macam tujuan: 1. bertujuan untuk menghilangkan metafisika. Ungkapan-ungkapan metafisiks itu ditolak kaum positivisme logis karena pada hakikatnya ungkapan metafisis tidak menyatakan apa-apa sehingga bersifat nirarti. 2. positivisme logis menggunakan tehnik analisis demi penjelasaan bahasa ilmiah dan bukan untuk menganalisis pernyataan-pernyataan fakta ilmiah. Positivisme logis terutama memperhatikan dua masalah yaitu:  1. Analisis pengetahuan dan  2. Pendasaran matematika dan ilmu pengetahuan alam demikian juga terhadap psikologi dan sosiologi Prinsip Verifikasi  prinsip verifikasi yang dipegang teguh oleh positivisme logis adalah suatu keharusan bahwa suatu pernyataan atau proposisi itu secara prinsip memiliki kemungkinan diverifikasi secara empiris. Hal ini bukan berarti mengharuskan suatu pernyataan atau proposisi itu telah dilakukan verifikasi, atau bahkan suatu pernyataan yang mesti benar.  Menurut Ayer prinsip verifiksi itu merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria sehinggah melalui kriteria tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat itu mengandung makna atau tidak (Ayer, 1952 : 5).